Rabu, 04 April 2012

Makalah Ejaan Yang Disempurnakan


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
            Peranan bahasa yang utama ialah sebagai sarana atau media untuk menyampaikan maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai makluk sosial bersifat dinamis, selalu membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lainnya
Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa lewat pemakai pasti akan terjadi serap-menyerap kata. Dengan adanya proses penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh asing. Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu sendiri pasti dilatar belakangi oleh berbagai macam faktor. Yang biasanya mengalami perubahan atas proses peyerapan adalah bunyi bahasa dan kosa kata
Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami serapan dari bahasa-bahasa daerah maupun dari bahasa  asing , seperti  bahasa Sansekerta,  baahasa Arab,  bahasa Portugis,  bahasa Belanda, ataupun  bahasa Inggris. Masukan unsur bahasa asing tersebut sejalan dengan history bangsa  tentunya.
Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan dengan ajaran hindu budha di Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan bangsa Belanda. Setelah penjajahan masa Belanda usai adalah masa perdagangan antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan proses keagamaan yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab. Yang terakhir adalah bahasa Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor yang begitu dominan tentunya karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pengguna bahasa inggris.
Karena hal-hal yang telah dikemukakan tersebut dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentan penulisan unsur serapan, kaedah penuliasan ejaan berdasarkan pedoman EYD, dan contoh-contoh kata serapan.

2.      Tujuan
1.      Agar pembaca dapat memahami penulisan kata,huruf,dan tanda baca dalam bahasa indonesia
2.      Agar pembaca dapat mengetahui pemakain kata serapan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia









BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Ejaan
Berdasarkan etimologi kata, kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang-lambang bunyi bahasa. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah, kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulis (huruf- huruf dan tanda baca)
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi - bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata.Jadi, bagaimana menulis bahasa-bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi bahasa dengan kaidah dalam bentuk tulisan yang mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonern dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfeinis, aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca
2.      Pemakain Huruf
a.    Huruf Abjad
abjad yang d gunakan dalam ejaan bahasa Indonesi terdiri atas huruf yang berikut.nama tiap huruf disertakan d sebelah nya.
Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A a
B b
C c
D d
E e
F f
G g
H h
I i
 a
 be
 ce
 de
 e
 ef
 ge
 ha
 i
J j
K k
L l
M m
N n
O o
P p
Q q
R r
 je
 ka
 el
 em
 en
 o
 pe
 ki
 er
S s
T t
U u
V v
W w
X x
Y y
Z  z
 es
 te
 u
 ve
 we
 eks
 ye
 zet




b.      Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa indonesia terdiri atas huruf a , e , i , o ,dan u.
Dalam pengajaran menghafal kata dapat di gunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan
Misalnya :
         anak- anak bermain di teras ( teras )
         upacara itu di hadiri pejabat teras pemerintah.
c.       Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indoneia terdiri atas huruf-huruf b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y,dan,z
Contoh :
1.    Huruf konsonan: b
Contoh pemakin dalam kata:
di awal : bahasa , di tengah: sebut,  di akhir: adap
2.    Huruf konsonan: c
contoh pemakain dalam kata:
di awal: cakap, di tenngah: kaca, di akir : -
3.    Huruf konsonan: d
contoh pemakain kata:
di awal: dua, di tengah: ada , di akhir: abad dll
d.      Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang di lambangkan dengan ai,au,dan oi
e.       Pemenggalan Kata
1.    Pemenggalan kata pada kata dasar di lakukan sebagai berikut.
a.    Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu di lakukan di antara kedua huruf vokal itu.
               misal: ma-in, sa-at, bu-ah.
huruf diftong  ai,au, dan oi tidak pernah di ceritakan sehingga pemenggalan kata tidak di lakukan antara kedua huruf itu.
misalnya:
au-la  bukan              a-u-la
sau-da-ra       bukan              sa-u-da-ra
am-boi           bukan              am-bo-i
b.      Jika di tengah ada dua huruf kosonan,termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf  vokal,pemenggalan di lakukan sebelum huruf konsonan.
misalnya: ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir
c.       Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan di lakukan di aantara kedu huruf konsonan itu. Gabungan huruf  konsonan tidak pernah di ceraikan.
misalnya:
              man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok,ap-ril,bang-sa, makh luk
d.      Jia di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kdua
misalnya:
in-stru-men, ul-tra,in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las.
2.      Imbuhan akhiran dan imbuhan awal, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasa nya di tulis serangkai dengan kata dasar nya, dapat di penggal pada pergantian baris.

misalnya:
       maka-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah.
Catatan:
a.         Bentuk kata pada turunan sedapat-dapat nya tidak di penggal
b.        Akhiran –i tidak di penggal
c.         Pada kata yang berimbuhan sisipan pemenggalan kata di lakukan sebagai brikut.
          te-lun juk, si-nam-bung, ge-li-gi

          
3.    Pemakain Huruf Kapital dan Huruf Miring

a.       Pemakain Huruf Kapital dan Huruf Besar
1.
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
2.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "Dia akan berangkat".
3.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
5.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.

Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7.
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
8.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya:
bulan Agustus
hari Natal
bulan Maulid
Perang Candu
hari Galungan
tahun Hijriah
hari Jumat
tarikh Masehi
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.

Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:
Asia Tenggara
Kali Brantas
Banyuwangi
Lembah Baliem
Bukit Barisan
Ngarai Sianok
Cirebon
Pegunungan Jayawijaya













Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
10.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.

Misalnya:
menjadi sebuah republik
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menurut undang-undang yang berlaku
11.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
13.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Misalnya:
Dr.
doktor
M.A.
master of arts
S.H.
sarjana hukum












14.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
b.      Huruf miring
1.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
2.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'.

Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.

4.      Penulisan Kata
Penulisan kata mencakup: kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan, bentuk singkatan dan akronim, kata dasar dan kata berimbuhan

a.         Penulisan kata dasar
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan karangan ilmiah, karangan yang di dokumantasi, dan surat menyurat resmi harus menggunakan kata baku.
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
  Buku itu sangat menarik.
  Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
b.      Penulisan kata ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.  
Misalnya:
  anak-anak
  mata-mata
  berjalan-jalan
c.       Penulisan kata turunan
1.      Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
            Seperti  : berjalan, gemetar, kemauan.
2.      Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
            Seperti : bertepuk tangan, garis bawahi
3.      Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
           Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahi
4.      Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
                        Misalnya : adipati, dwiwarna, paripurna
d.      Gabungan kata
1.    Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
            Misalnya: Duta besar, kambing hitam, orang tua, dll
2.    Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang.
            Misalnya: Anak istri, ibu bapak, dll
3.    Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
              Misalnya: Darmawisata, mahasiswa, adakalanya dll.
e.       Suku kata
1.      Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
      Misalnya: Duta besar, kambing hitam, orang tua, dll
2.      Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang.
       Misalnya: Anak istri, ibu bapak, dll
3.      Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
       Misalnya: Darmawisata, mahasiswa, adakalanya dll.
f.       Kata depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
              Misalnya :
                                       Bermalam sajalah di sini.
                           Di mana dia sekarang?
1.        Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
               Misalnya : Bacalah buku iti baik-baik!
2.        Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
               Misalnya : Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya.
3.        Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
  Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
  Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
g.      Singkatan dan Akronim
1.      Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
                        Seperti :
                             A.H. Nasution ---à Abdul Harris Nasution
                                      DPR                 --à Dewan PerwakilanRakyak
2.      Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
               Seperti : 
                     LAN               --à Lembaga Administrasi Negara
                                 Pemilu            --à Pemilihan Umum
h.      Aneka bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
                        Misalnya :
                        Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
                        lima  puluh siswa kelas 6 lulus ujian
i.      Kata ganti ku,kau dan mu
            Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang meangikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
                        Seperti : ku-ambil pena-mu ya?
                        buku ini boleh –kau ambil
                        Uang ini kepunyaan-nya
j.        Kata ganti si dan sang
                        Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
                        Misalnya: Surat itu dikembalikan kepada si  pengirim.                 
                        Catatan:
            Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata itu diperlakukan sebagai unsur nama diri.
                        Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil
5.  Pemakain Kata Serapan

Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah,lalu digunakan dalam Bahasa Indonesia       Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan
long march. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia dan diubahseperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapatdibandingkan dengan bentuk asalnya.
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan objek. Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic menjadi kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium menjadiakuarium, frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadi fase, physiology menjadi fisiologi).

Dilihat dari tarap penyerapannya ada 4 macam kata serapan. Yaitu
1.      Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kata-kata ini sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga sudah tidak dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata sabar,sirsak,iklan,perlu,hadir,badan,waktu,kamae,botol,dan ember.
2.      Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan dalam konteks Bahasa Indonesia.
Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock,knock out,time out,check in,door to door.
3.      Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya.karena sifat keinternasionalannya,seperti istilah-istilah musik: andante,moderate,adagio,dan sebagainya.
4.     Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan,ucapan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Hal ini perubahan ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu),komisi (commission),psikologi (psychology),dan fase (phase).
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu ialah sebagai berikut:
1. aa (belanda) menjadi a
      paal                              pal
2. ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
      aerobe                          aerob
3. ae jika bervariasi dengan e, menjadi e
      haemoglobin                hemoglobin
4. ai tetap ai
      trailer                           trailer
5. au tetap au
      audiogram                   auiogram
6. c di muka a,u,o dan di muka konsonan menjadi k
      colomel                        kalomel
7. c di muka e,i, oe dan y menjadi s
      central                        sentral
8. cc dimuka o,u dan konsonan menjadi k
      accomodation              akomodasi
9. cc di muka e dan i menjadi ks
      accent                          aksen
10. cch dan ch di muka a,o dan konsonan menjadi k
      saccharin                     sakarin
11. ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
      echelon                        eselon
12. ch yang lafalnya c menjadi c
      chek                             cek
13. c (Sanskerta) menjadi s
      cabda                           sabda
14. e tetap e
      effect                           efek
15. ea tetap ea
      idalist                          idealis
16. ee (belanda) menjadi e
      stratosfear                   stratosfer
17. ei tetap ei
      eicosane                       eikosan
32. ou menjadi u jika lafalnya uet
      gouverneur                  gubernur
33. ph menjadi f
      phase                           fase
34. ps tetap ps
      pseudo                         pseudo
35. pt tetap pt
      pteridology                  pteridologi
36. q menjadi k
      aquarium                     akuarium
37. rh menjadi r
      rhythm                         ritme
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan
Misalnya:
gabbro                         gabro
accu                             aki
effect                           efek
Disamping pegangan untuk penulisan unsur tersebut di atas, berikut ini didaftarkan akhiran-akhiran asing serta penyesuainnya dalam bahasa indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standarisasi, efektif dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar,efek dan implemen
1.   -aat (Belanda) menjadi -at
         advokaat                             advokat
2. -age menjdi -ase
percentage                           persentase
3. -al,-eel (Belanda),-aal (Belanda) menjadi -al
structural,structureel           struktural
4. -ant menjadi -an
accountant                          akuntan
            5. -archy,-archie(Belanda) menjadi –arki
anarchy, anarchioe              anarki
6.  Pemakain tanda baca
Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda petik, (8) tanda petik tunggal.
1.      Tanda titik

a. Tanda titik di pakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya:
1)W.S.Rendra
2)AbdulHadiW.M.
3)Ach.Sanusi
b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
1
)Dr.(Dokteor)
2)Dr.(dokter)
3)S.Ked.(Sarjana
Kedokteran)
4) Sdr. ( saudara )

c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf di beri dua buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik. Misalnya:
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku

1) s / d ( sampai dengan ) 1) s.d. ( sampai dengan )
2) a / n ( atas nama ) 2) a.n. ( atas nama )
3) d / a ( dengan alamat ) 3) d.a. ( dengan alamat )
4) u / p ( untuk perhatian ) 4) u.p. ( untuk perhatian )
5) d.k.k. ( dan kawan-kawan ) 5) dkk. ( dan kawan-kawan )

d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalnya:
1)      Tebal buku itu 1.150 halaman
2)      Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tumpah.
3)      Jarak dari desa ke kota ito 30.000 meter.
Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik tidak di gunakan.
1)      Tahun 2000
2)       Halaman 1234
3)      NIP 130519977
e. Tanda titik tidak di gunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata ( akronim ). Misalnya:
1) DPR
2) SMA NEGERI XXI
3) Sekjen Depdikbud

f. Tanda titk tidak digunakan di belakang singkatan lambang kimia, satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya:

1) Lambang Cu adalah lambing kuprum.
2) Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan.
3) Harga karton manila itu Rp500,00 per meter.
 
g. Tanda titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi table, dan sebagainya. Misalnya:

1) Acara Kunjungan Menteri A.S. Hikam
2) Bentuk dan Kedaulatan ( Bab 1, UUD 1945 )
3) Azab dan Sengsara
4) Wanita Indonesia di Pentas Sejarah

h. Tanda titik tidak di gunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat serta dibelakang nama dan alamat penerima surat. Misalnya:

1) Jalan Harapan III/AB 19
2) Jakarta, 10Agustus 1998

2.      Tanda Koma (,)

Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan. Misalnya:
a.       Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian dan pembilangan. Misalnya:
                                                                                      i.      Saya menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket, dan sepatu.
                                                                                    ii.      Satu, dua, … tiga!

Catatan:
Jika penggabungan itu hanya terdiri atas dua unsur, sebelum kata dan tidak dibubuhkan tanda koma. Akan tetapi, jika penggabungannya terdiri atas lebih dari dua unsur, diantara unsure-unsurnya ada koma, sebelumnya unsur terakhir dibubuhkan kata dan.

b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya:
1)      Dia bukan siswa jayabaya, melainkan mahasiswa atmajaya.
2)      Saya bersedia membantu, tetapi kau kerjakanlah dahulu tugas itu.

c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului kata penghubung bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan sebagainya. Misalnya:

1) Apabila belajar sungguh-sungguh, Saudara akan berhasil dalam ujian.
3)      Karena harus di tanda tangani oleh gubernur, surat itu di tulis di atas kertas berkepala surat resmi.

d. Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, namun, meskipun demikian, dalam hubungan itu, sementara itu, sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya, selanjutnya. Misalnya:

1) Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya.
2) Jadi, hak asasi di Indonesia sudah benar-benar dilindungi.

e. Tanda koma harus digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah ,aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:
1)      Kasihan, dia harus mengikuti lagi ujian semester 1 tahun depan.
2)       Aduh, betulkah saya lulus sipenmaru?
3)       O, kalau begitu saya setuju.

f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya:

1) “Saya sedih sekali,” kata paman, “ karena kamu tidak lulus. “
2) Kata petugas, “ kamu harus berhati-hati di jalan raya. “
g. Tanda koma digunakan diantara (1) nama dan alamat, (2) bagia-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya:

1) Anak saya mengikuti kuliah di perbankan, sekolah tinggi ilmu ekonomi perbanas, jalan perbanas, kuningan, Jakarta Selatan.
2) Bandung, 10 april 1998

h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:
1)      Badudu, yus.1980. membina bahasa Indonesia Baku. Seri 1, Bandung: Pustaka Prima.
2)      Tjiptadi, bambang.1984. tata Bahasa Indonesia Cetakan II. Jakarta: Yudistira.

i. Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikuti untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga. Misalnya:
1) A. ansori, S.H.
2) Sobur, M.Sc.

j. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Misalnya:
1)      Seorang warga, selaku rt 02, mengemukakan pendapatnya.

k. Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tesebut mengiringi induk kalimat. Misalnya:
1) Menteri mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan
IK AK
2) Semuaorang akan berhasil dalam hidup jika bekerja keras
IK AK

3.      Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya:
@ Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus di tempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang di perlukan.

4.      Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua di pakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:

@ Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan: Sekolah tinggi tekhnik, Sekolah Tinggi Ekonomi, Sekolah Tinggi Hukum.

b. Tanda titik dua tidak di pakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:

@ Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai sekolah tinggi tekhnik, sekolah tinggi ekonomi, sekolah tinggi hukum.

5.      Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan: tiga-puluh dua-pertiga ( 30 2/3 )
Tiga-puluh-dua- pertiga ( 32/3 )

b. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang di mulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata. Misalnya:
1)      Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara remaja se-Jawa Timur di Surabaya.
2)      Ke- 315 orang itu berasal dari mesir.
3)      Warga DKI yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP DKI.

6.      Tanda Pisah (_)
Tanda pisah membatasi penyisihan kata atau kalimat yang memberi kalimat penjelasan khusus diluar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan di pakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘ sampai dengan ‘ atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ ke ‘ atau ‘ sampai ‘, panjangnya dua ketukan. Misalnya:
1) Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2) Pemerintahan Habibie tahun 1998 – desember 1999.

7.      Tanda Petik (“,,,,”)
Tanda petik di pakai untuk menggapai petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang di kenal. Misalnya:
Kata Hasan, “ saya ikut. “
Sajak “Aku “ karangan Chairil Anwar.
Ia memakai celana “ cutbrai.”

8.      Tanda Petik Tunggal (‘,,,,’)
Tanda petik tunggal menggapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya:
Lailatul Qadar ’malam bernilai’




           
           



















KESIMPULAN
             Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan,sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu ditulis dalam bentuk simbol-simbol. Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.
            Bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah di Indonesia maupun dari bahasa asing seperti Inggris, Belanda, Arab, dan Sanskerta. Unsur pinjaman tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap, serta unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

















DAFTAR PUSTAKA
Andre Martin,M.2002.Kamus bahasa Indonesia millennium.Surabaya:Karina.
Hendy,Zaidan.1989.pelajaran sastra.Jakarta:PT Gramedia
.
Nursalim.2011.Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia.Pekanbaru:Zanafa Publishing.



2 komentar: